
Meskipun ditemukan di seluruh Asia, lebah Jepang, alias lebah raksasa Asia (Vespa mandarinia), namun populasi terbanyak di daerah pegunungan di Jepang. Sengat lebah Jepang ini berukuran sekitar 6 mm (0.25 in) panjang dan mampu menyuntikkan racun yang sangat kuat yang bahkan dapat merusak jaringan atau menghancurkan daging manusia. Seorang ilmuwan Jepang yang mendapatkan sensasi sengatan menggambarkan sebagai perasaan “seperti paku panas yang didorong ke kakinya.”

Meskipun tidak bekerja baik sebagai lebah dan hanya dapat terbang pada kecepatan hingga 40 km / h (25 mph) dan jarak perjalanan 97 km (60 mil) dalam satu hari. Bahkan predator yang mengesankan seperti belalang sembah tidak berdaya melawan raksasa Jepang ini.
Lebah raksasa Asia mengunyah mangsanya menjadi pasta yang bagus yang kemudian dapat memberi makan larvanya. Kemudian larva mereka pada gilirannya menghasilkan cairan bening yang memberi makan lebah dewasa. Seperti rantai makanan.
Dalam berburu sebuah sarang lebah madu, lebah raksasa Asia mempunyai strategi sederhana: Cari, jejak dan menyerang dengan bala bantuan. Satu lebah dapat membunuh sekitar 40 lebah madu Eropa per menit – yang berarti sekitar 30.000 lebah harus dilawan dengan 30 lebah raksasa dan memerlukan waktu sekitar sekitar tiga jam! Sekali sarang dikosongkan, maka mereka mulai pesta lebah madu dan membawa pasta makanan ke sarangnya untuk memberi makan larvanya, yang kemudian menghasilkan cairan untuk makanan mereka sendiri.
Karena kengerian lebah ini, maka namanya sering digunakan sebagai senjata-senjata dalam serial manga jepang. Misalnya bleach manga terkenal karangan komikus Tite Kubo. suzumebachi menjadi senjata andalan Captain divisi 2 Soi Fon. Suzumebachi melambangkan kecepatan dan akurasi. Siapapun yang tersengat menunggu hitungan untuk menemui shinigami
0 komentar:
Posting Komentar