Tanaman yang sangat kecil itu--dengan diameter hanya 1 sentimeter--dikenal sebagai bunga lili air yang "berdarah panas". Nama latin tertai terkecil ini adalah Nymphaea thermarum. Bunga itu tumbuh di air tawar pada musim semi.
Bunga teratai ini pertama kali ditemukan pada 1985 di Mashyuza, Rwanda. Dua tahun lalu, bunga tersebut menghilang ketika air yang ada di sana dimanfaatkan untuk pertanian.
Profesor Eberhard Fischer, yang menemukan spesies Nymphaea thermarum ini mengirim beberapa spesimennya ke Bonn Botanic Gardens, sebuah pusat penelitian hortikultura.
Bibit-bibit itu kemudian dirawat dengan hati-hati dan dikirim ke Royal Botanical Gardens Kew dan pada awalnya tumbuh sebagaimana tanaman teratai lainnya, terendam pada permukaan air tapi gagal tumbuh dan berkembang.
Setelah beberapa kali melakukan uji coba dengan berbagai kondisi, ahli hortikultura, Carlos Magdalena, akhirnya memecahkan misteri bagaimana membuat teratai kecil ini supaya dapat tumbuh.
Spesies ini ditemukan tumbuh di tempat yang berlumpur dan beruap dengan suhu permukaan air kolam mencapai 50 derajat Celsius. Sedangkan biasanya tanaman ini dapat tumbuh di air bersuhu 25 derajat Celsius. Magdalena kemudian menempatkan bibit teratai kecil pada pot tanah liat dan "direndam" di air hangat serta menjaga suhunya.
Kerja keras Magdalena membuahkan hasil. Ada delapan tanaman teratai yang sudah berbunga dan terus berkembang. Dia mulai menanam bunga teratai ini pada November 2009, sambil menghasilkan bibitnya.
Rini K | DailyMail
0 komentar:
Posting Komentar